Tuesday, January 11, 2011

Tetap Produktif walau Malas

Anda malas? Ah, jujur sajalah. Saya juga malas kok. Toh, kita bisa tetap produktif dalam kemalasan.
Pertama, pahami dulu karakter pemalas.
Saat menghadapi tugas, dia sibukkan diri dengan beragam distraksi. Misalnya, bersiap coding, duduk manis di depan monitor, eh dia chatting dengan pacarnya lewat ym (pembenaran: kangen tak terlampiaskan bikin susah berpikir). Sungguh kreatif.
Dia malas memikirkan yang rumit-rumit. Karena itu dia habiskan waktunya untuk mencari solusi paling sederhana dari suatu masalah. Selain enggan menghadapi langsung masalah itu di detik pertama (pembenaran: kan sedang cari solusi), dia jadi berpikir kreatif. Hasilnya, masalah rumit dipecahkan dengan solusi paling sederhana. Jenius!

Dia juga suka melempar tanggung jawab. Sebisa mungkin dia hindari tugasnya. Lebih baik orang lain yang mengerjakan (pembenaran: delegasi). Karena itu pemalas biasanya seorang pemimpin. Jago mendelegasikan tugas sih.
Selain itu, dia gampang bosan. Lebih menyukai tugas-tugas menantang.
Dan dia jelas pecinta last-minute-actions. Tugas dibengkalai sampai deadline mengimpit. Setelah itu panik. Adrenalin mengalir deras. Barulah dia bisa berkonsentrasi menghadapi tugasnya. Oh ya, pemalas memang adrenaline junkie!
Lantas, bagaimana caranya agar tetap produktif di tengah kemalasan?
  • Kecuali karena alasan mendesak (saldo tragis di rekening, misalnya), lebih baik pilih proyek yang kita benar-benar suka.
  • Buat jadwal kerja, balik prioritasnya. Taruh tugas paling penting di urutan terbawah, dan tugas kurang penting di posisi teratas. Atur mindset bahwa tugas-tugas di sebelah atas itu sangat penting (kalau perlu, bayangkan kepala ditodong Colt Anaconda: selesaikan, atau dor!). Yang ada? Kita beralih ke tugas-tugas di urutan terbawah. Kan malas.
  • Ciptakan skenario agar distraksi sulit dicapai. Misalnya, taruh remote TV di atap rumah tetangga. Ingin nonton TV di saat harusnya mendesain brosur? Sok atuh! Panjat saja atap tetangga. Malas kan? Nah, mendesain saja kalau begitu.
  • Delegasikan tugas-tugas yang bisa didelegasikan.
  • Mendapat tugas berat padahal sedang malas? Alihkan perhatian klien dengan mengajukan ide kreatif untuk tugas lain (unik, baru, belum terpikir oleh klien) yang lebih menyenangkan. Pernah nih, saya harusnya menulis copy tentang service, process, dan tagline untuk company profile sebuah web developer. Karena malas, saya ajukan ide untuk mewawancarai karyawan. Hasilnya dikompilasi menjadi profile, untuk dimasukkan pula dalam company profile itu. Klien saya senang. Dikiranya saya berinisiatif dan berkontribusi lebih. Padahal gara-gara malas.
  • Penulis kadang mengalami writer’s block, mandeg menulis karena ide tak kunjung muncul. Ah, itu teori busuk. Aslinya malas, writer’s block jadi pembenaran. Padahal jutaan ide beterbangan di sekitar kepala kita. Setiap saat. Tinggal ditangkap saja! Ketika malas menangkap ide untuk menulis sesuatu yang penting, tangkap saja ide lain. Yang lebih menyenangkan. Ya seperti yang saya lakukan sekarang. Di saat harusnya menyelesaikan satu bab buku, saya malah menulis artikel ini. Benar-benar kemalasan yang produktif kan?
*Didedikasikan untuk seseorang yang malas sekaligus pintar luar biasa… Pintar mengakali kemalasan, tentunya.

http://www.ruangfreelance.com/2010/10/29/menjadi-kreatif-ditengah-teman-teman-kreatif/

No comments:

Post a Comment